Tuesday, April 19, 2016

Engagement, One Step Closer!

Tadaaaaa~hhh. Here we are! Lamaran. Engagement. Alhamdulillah bulan April menjadi bulan yang nikmat buat saya. Di awali dengan wisuda pada awal April. Akhirnya terlepas dari beban stres 2,5 tahun kuliah. Dua hari setelah wisuda, saya dilamar. Buat saya, ini merupakan langkah besar menuju jenjang pernikahan.

(Simbolisasi pemasangan cincin)




Persiapan lamaran pun dilakukan dua bulan sebelumnya. Iya, dua bulan. Sebenarnya satu bulan sebelumnya sih sudah cukup untuk persiapan, tapi berhubung progress saya agak lambat karena belajar buat persiapan sidang. Mengenai persiapan lamaran dan hal-hal apa saja yang perlu disiapkan, bisa di cek di sini.

Acara lamaran kami dibagi menjadi dua acara: (1) acara khitbah dan (2) acara syukuran. Mengapa kami membaginya jadi dua acara? Hal ini disebabkan orang yang menghadiri acara tersebut pun berbeda.


1. Acara Khitbah


Acara khitbah ini secara garis besar mencakup perkenalan keluarga, dan penyampaian maksud kedatangan keluarga laki-laki untuk melamar saya. Acara ini hanya dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak, tanpa ada orang lain (baca: tetangga). Susunan acara yang sudah saya persiapkan sebenarnya sama seperti acara lamaran ada umumnya, tetapi tidak ada pemasangan cincin. Susunan acara yang saya buat terinspirasi dari blog Dunia Diny. Namun, pada kenyataannya acaranya berubah 180 derajat. Saya, yang tadinya direncanakan muncul di ruang tamu setelah pihak laki-laki menyampaikan maksud mau melamar. Ini tiba-tiba sebelum acara dimulai saya dipanggil ke ruang tamu. Hahaha. Be cool, acara masih tetap berlanjut kok.

Setelah itu, acara sudah benar-benar nggak berjalan sesuai susunan acara. Pesan dari ibu calon mertua sih, "Nggak usah terlalu formal, ya.". Ya sudah, ini acara lamaran rasa silaturahim keluarga. Tapi intinya, topik-topik yang kami bicarakan dalam acara ini sih, antara lain: (a). perkenalan keluarga, (b). bapak calon mertua menyatakan ingin mengkhitbah saya untuk anaknya (calon suami saya), (c). Wali saya menjawab bahwa lamaran diterima, (d). pemutusan tanggal pernikahan, (e). ngobrol-ngobrol.

Acara khitbah ini berlangsung dari jam 10 pagi hingga 12.00 siang. Setelah itu kami break sholat Dzuhur berjama'ah di masjid dekat rumah. Setelah break sholat, acara dilanjutkan ke acara syukuran.

2. Acara Syukuran

Awalnya, acara syukuran ini tidak ada. Hanya acara khitbah saja. Namun, atas usul om yang menyatakan bahwa beberapa perwakilan tetangga disarankan untuk diundang supaya ada yang menyaksikan proses lamaran. Sebenarnya proses lamaran itu tidak ada sunnahnya untuk disaksikan tetangga. Sementara itu, calon suami saya menyarankan (sedikit memaksa, hehehe) bahwa acara lamaran hanya dihadiri oleh keluarga saja. Mengingat topik-topik pembicaraan yang sebaiknya dibicarakan hanya pada keluarga saja. Saya mencari cara bagaimana kemauan kedua belah pihak terpenuhi. Akhirnya kedua belah pihak pun setuju bahwa acara dibagi dua saja.

(Acara syukuran)


Pada acara syukuran ini, perwakilan tetangga dan beberapa teman dekat saya dan calon suami diundang. Mungkin agak membingungkan ya, ini syukuran apa? Hehehe. Ini adalah syukuran bahwa lamaran pihak laki-laki telah diterima, dan proses lamaran berjalan dengan lancar, sekaligus syukuran saya wisuda.

Acara ini bersifat sedikit lebih formal dibanding acara sebelumnya. Berikut susunan acaranya:

  • Pembukaan acara oleh MC. Untuk MC, saya memakai jasa teman yang baik hati. 
  • Sambutan dari perwakilan keluarga perempuan. Pada sambutan dari perwakilan keluarga, disebutkan bahwa acara khitbah telah berjalan dengan lancar, dan lamaran calon suami telah diterima oleh pihak perempuan. 
  • Simbolisasi pemasangan cincin. Kami menamai prosesi ini sebagai "simbolisasi", artinya cincin yang dipasangkan kepada kami berdua oleh ibu-ibu kami hanyalah sebatas simbol saja. Tidak pakai tukar cincin pun tidak mengurangi ke-sah-an acara, karena cincin hanya sebagai simbol, bukan pengikat. Yang menjadi pengikat kami adalah Allah SWT.
  • Kultum dan pembacaan doa. Ini adalah sesuatu yang nggak boleh terlupakan. Kultum yang disampaikan adalah tentang khitbah, bahwa ketika perempuan sudah di-khitbah, maka ia tidak diperbolehkan menerima khitbah dari laki-laki lain. Demikian pula laki-laki, tidak diperbolehkan melamar perempuan yang telah di-khitbah. 
  • Ramah tamah. Saya yakin ini adalah acara yang paling ditunggu-tunggu. Hehehe. Makan siaaang! Meja prasmanan makan siang diletakkan di teras rumah supaya lebih mudah mobilisasinya. Menu makan siang yang kami siapkan: (a) nasi putih, (b) daging teriyaki, (c) ikan kakap asam manis, (d) sayur sop kimlo, (e) krupuk kulit dan krupuk udang, (f) buah semangka, (g) es buah, dan tidak ketinggalan (f) sambal merah.
(Pembacaan doa)


(Itadakimaaaasu~)


Setelah ramah tamah, keluarga laki-laki, beserta tamu pun berpamitan pulang. Tinggal lah saya yang sedaritadi senyum-senyum menatap sesuatu di jari manis tangan kiri saya. Ehehehe. Alhamdulillah.



"Apapun susunan acara lamarannya, yang terpenting adalah proses khitbah, penyampaian maksud baik dari keluarga laki-laki untuk melamar anak dari keluarga perempuan."
(Hemelda, 2016)

Next post, poin-poin penting dalam budgeting resepsi pernikahan. Silakan klik di sini.

No comments:

Post a Comment