Monday, September 12, 2016

Prewedding Photo Shoot: Yes or Nay?

(Sumber)


Pasti di sini ada para capeng-capeng yang setuju dengan dilakukannya sesi foto prewedding. Namun, ada juga yang berpendapat "Prewedding photo shoot is a must!".

Setelah belajar dari pengalaman teman, dan merasakan sendiri, ada beberapa kendala yang membuat orang lebih mempertimbangkan tidak melakukan foto prewedding

Apakah ituuuu??

#1. Biaya tambahan

Saat mempersiapkan pernikahan, duit mengalir keluar seperti keran bocor. Ooooow. Ditambah lagi mesti pake foto prewedding?  Waw. Berikut saya gambarkan perkiraan biaya apa saja yang dibutuhkan untuk sesi foto prewedding:
  • Sewa fotografer.
  • Sewa studio (indoor),  izin pemotretan (outdoor).
  • Sewa baju (kalau mau pakai dress)
  • Sewa make up artist.
  • Cetak foto. Cetak fotonya tidak cuma satu kan? Paling tidak minimal 2 foto yang berukuran besar (14R atau 16R), dan banyak foto-foto berukuran kecil (5R) untuk diletakkan di meja galeri.
  • Beli bingkai. Bingkainya ini yang besar kalau yang ukir sekitar 120 ribu rupiah, yang kecil-kecil sekitar 25 ribu rupiah, dikalikan dengan jumlah bingkai yang akan dibeli.
  • Transportasi dan uang makan fotografer (khusus outdoor)
  • Properti, seperti balon, keranjang-keranjang, kincir angin, bunga, dan sebagainya.
Yak, langsung ambil kalkulator, itung..itung..


#2. Setelah selesai acara pernikahan, mau diapakan fotonya?

Nah ini, yang membuat saya pribadi agak berat kalau harus prewedding. Pernah ada seorang teman yang melakukan sesi foto prewedding sebelum pernikahannya. Saat hari H, foto-foto ukuran besarnya dipasang di banyak spot seperti di dekat meja penerima tamu, di dekat kanopi selamat datang, dll, sedangkan yang kecil diletakkan di meja galeri, Pasca pernikahan, saya mampir ke rumah teman saya, saya lihat foto-foto prewedding-nya ada yang dipasang di tembok rumah barunya, ada yang dipasang di tembok rumah orang tuanya, tidak sedikit juga yang tergeletak begitu saja di gudang. Agak disayangkan saja sih.

#3. Belum sah menikah, sebaiknya jangan foto prewedding!

Bagi sebagian orang, foto prewedding sebaiknya tidak dilakukan karena kedua calon pengantin masih belum sah menjadi suami-istri. Apalagi foto prewedding dengan pose-pose aduhai. Belum tentu enak juga dilihatnya sama tamu-tamu yang datang.


Terus gimana dooong?
Pakai foto prewedding apa enggak?

Nah, ini solusinya:

#1. Biaya tambahan

Tidak mungkin melakukan foto prewedding tanpa biaya tambahan sama sekali. Namun, setidaknya kita bisa meminimalisasi besar biaya tambahan yang harus kita keluarkan.
  • Sewa fotografer: Manfaatkan barang-barang yang ada di rumah. Kalau yang punya kamera, bisa pakai kamera sendiri, untuk menghemat bisa foto pakai tripod. Kalau tidak punya kamera, manfaatkan jejaring persahabatan. Kali aja kamu punya teman yang hobinya fotografi plus sekalian punya DSLR. Kan bisa pakai harga teman. 
  • Sewa studio/izin pemotretan. Bisa diakali dengan cari studio yang standar, tidak harus yang lucu-lucu atau yang sweet banget. Untuk izin pemotretan, cara mengatasinya dengan mencari lokasi-lokasi yang tidak perlu bayar kalau buat foto. Ada kok tempatnya.
  • Sewa baju. Kalau tidak punya dress cuantik ala princess, dari pada sewa lebih baik ganti tema casual dengan baju casual. Baju apapun akan terlihat bagus, tergantung skill fotografernya.
  • Sewa make up artist. Jauh-jauh hari, mulai belajar dandan doong, Udah mau jadi istri jugak. Hehehe.. Dengan tema casual, dandanan kamu pun hanya simpel saja, tidak perlu harus yang pakai berlapis-lapis fondation dan bulu mata palsu.
  • Cetak foto dan beli bingkai. Bisa dihemat dengan tidak banyak-banyak mencetak fotonya. Otomatis bingkai yang harus dibeli juga berkurang.
  • Transportasi dan uang makan fotografer (khusus outdoor). Kalau fotonya indoor, bebas biaya transport dan uang makan fotografer, sis!
  • Properti. Tidak harus beli sih. Kita bisa manfaatkan benda-benda yang ada di sekeliling kita. Misalnya, buku, komik, keranjang punya mama, dll. Sekreatifnya kita aja!

#2. Setelah selesai acara pernikahan, mau diapakan fotonya?

Nah, untuk ini..... Kita balik lagi ya sis, ke esensi atau tujuan utama perlunya dilakukan foto prewedding ini. Kalau hanya untuk sekedar memberikan info seperti apa sih wajah si pengantin, atau untuk memastikan tamu bahwa mereka tidak salah masuk ke nikahan orang lain, kita harus bisa membatasi jumlah foto yang kita cetak dan kita bingkai. Pikirkan lagi ke depannya bakal dipajang nggak? Belum lagi foto pengantin pas hari H-nya kan, biasanya itu akan dicetak besar dan dipajang.


#3. Belum sah menikah, sebaiknya jangan foto prewedding!

Kalau tujuan melakukan foto prewedding seperti yang saya ungkapkan di poin ke-2, maka tidak perlu pose yang aduhai-aduhai. Yang penting: Kelihatan mukanya! Bagi yang berpedoman tidak melakukan prewedding karena belum sah menjadi suami-istri, kita bisa melakukan prewedding:
  • di tengah keramaian orang banyak,
  • bisa juga tidak berdekatan atau saling bersentuhan saat berpose,
  • bisa juga fotonya sendiri-sendiri lalu di-collage menjadi satu frame.
Selama tujuannya baik, insya Allah nggak macem-macem gayanya. Hehehe.

Contoh foto collage (sumber)

Contoh di keramaian (sumber)

Contoh rame-rame (sumber)


Jadiiii buat kamu dan pasangan kamu, foto prewedding itu YES or NAY???


Next post, Prewedding Indoor VS Outdoor akan menguak plus dan minus dari foto prewedding indoor dan outdoor.






No comments:

Post a Comment