Sunday, May 20, 2012

IDENTIFIKASI DNA? SETIAP ANGGOTA TUBUH PUN BISA BICARA



Istilah "Identifikasi DNA" sekarang ini semakin mencuat di media massa.  Bagaimana tidak, istilah tersebut hampir ditemukan di berita-berita teroris, korban bom, bahkan berita yang sedang hot baru-baru ini, yaitu jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak.  Lalu apakah sebenarnya "Identifikasi DNA" itu? Mengapa itu menjadi pilihan yang tepat pada kasus-kasus korban bom dan kecelakaan pesawat?





Pada dunia forensik, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenazah korban, di antaranya adalah: pemeriksaan sidik jari, odontologi, dan DNA.  Pemeriksaan sidik jari dan odontologi dapat dilakukan apabila jasad korban masih utuh, akan tetapi sulit dikenali dari wajah.  Akan tetapi, jika kondisi jasad korban hancur atau hanya berupa body part saja, maka identifikasi DNA menjadi solusinya.

Dilanda dengan berbagai kasus seperti bom teroris, mutilasi, pemerkosaan, hingga tragedi Sukhoi, Indonesia pastinya sudah sangat berpengalaman dalam hal identifikasi DNA.

Apakah itu DNA?


Secara kimia, DNA (Deoxyribonucleic Acid) merupakan senyawa polimer yang tersusun dari nukleotida.  Nukleotida terdiri atas 3 komponen, yaitu: Basa nitrogen (4 macam pada DNA, yaitu Adenin, Timin, Glukosin, Sitosin), gugus gula pentosa, dan gugus fosfat.  Polinukleotida tersebut berpasangan sehingga membentuk untai ganda yang tersusun spiral (Campbell dkk. 2000).
Secara biologi, DNA merupakan materi genetik yang diwarisi suatu organisme dari orangtuanya (Campbell dkk. 2000). Baik hewan, tumbuhan, manusia, bahkan mikroorganisme memiliki DNA.  DNA tersebut membawa banyak gen yang mengkode sifat dari seluruh tubuh manusia, seperti rambut (lurus/ keriting), hidung (mancung/ pesek), serta golongan darah.

Dimanakah DNA Dapat Ditemukan?


DNA bisa dijumpai pada setiap sel makhluk hidup, baik pada sel hidup, maupun sel mati seperti rambut dan kuku.  Pada DNA forensik, sampel DNA yang akan diidentifikasi dapat diambil dari banyak organ, misalnya:
a.  Daging,
b.  Darah,
c.  Sperma,
d.  Rambut,
e.  Air liur/ cairan mukosa mulut
f. dll.
Pada kasus pembunuhan, misalnya.  Jika pembunuh tidak berhati-hati dan meningkalkan bercak darahnya atau rambutnya saja di lokasi kejadian, cukuplah darah atau rambut tersebut sebagai sampel yang akan diidentifikasi DNAnya.  Pada kasus pemerkosaan, apabila pelaku meninggalkan cairan semen atau spermanya pada vagina korban, maka cukuplah sperma tersebut untuk membongkar identitas si pelaku.  Pada kasus pesawat Sukhoi SJ 100, maka sampel DNA yang akan diambil untuk mengidentifikasi body part korban, berasal dari jaringan otot atau daging.

Sampel yang berisi DNA lalu dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan dan identifikasi.  Tentu saja hasilnya tidak semata-mata berupa wajah korban/ pelaku.  Hasil identifikasi DNA tersebut berupa suatu pola garis/pita terang dan gelap pada sebuah gel, yang nantinya masih perlu dicocokkan dengan DNA keluarga dekat korban/pelaku.


No comments:

Post a Comment