Wednesday, August 15, 2012

TEKNIK PENGAWETAN MANUSIA--PLASTINATION: Gabungan antara Ilmu Pengetahuan dan Seni (Bag. 1)

Masih ingat ketika duduk di bangku SMA saat pelajaran Biologi?
Masih ingat ketika pelajaran anatomi manusia, ketika ibu guru datang dengan membawa manekin (boneka peraga)?




Ada yang berupa tengkorak, ada yang berupa organ pada sistem pencernaan, dan lain-lain.
Manekin(boneka peraga) membantu kita mengimajinasikan bentuk organ serta letaknya di dalam tubuh organisme. Kalau biasanya manekin yang kita lihat terbuat dari semacam plastik, tentunya bentuknya tidak 100% mirip dengan aslinya.

(kiri: Dr. Gunther von Hagens)


Dr. Gunther von Hagens, seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman menemukan sebuah metode pengawetan biologis suatu spesimen organ makhluk hidup, terutama manusia dan hewan. Metode tersebut dinamakan Plastination.

Secara garis besar, metode plastination ini tidak jauh berbeda dengan metode pengawetan tradisional yang sering dipakai. Hanya saja, pada metode plastination, cairan dan lemak tubuh digantikan dengan sejenis plastik sehingga menghasilkan spesimen yang dapat disentuh, tidak berbau ataupun membusuk, bahkan tetap mempertahankan sebagian besar sifat dasar makroskopik dari spesimen aslinya.

Prosesnya meliputi:
1. Embalming and Anatomical Dissection
Tahap awal dari proses plastination meliputi penghentian proses pembusukan dengan memompa formalin ke dalam tubuh melalui arteri.  Formalin akan membunuh semua bakteri dan secara kimiawi akan menghentikan proses pembusukan jaringan. Dengan menggunakan peralatan diseksi, kulit, lemak, dan jaringan penghubung dibuang untuk memperoleh struktur anatomi tubuh.







2. Penghilangan Lemak Tubuh dan Air
Pada tahap pertama, air dalam tubuh serta lemat terlarut  diurai dari tubuh dengan merendam spesimen di dalam bak berisi pelarut, misalnya aseton.



3. Forced Impregnation
Ini merupakan tahap yang penting pada proses plastination. Selama proses ini, aseton di dalam tubuh spesimen digantikan oleh sebuah polimer reaktif, seperti karet silikon, dengan cara merendam spesimen di dalam larutan dan diletakkan di dalam sebuah kamar vakum.



4. Positioning
 Setelah proses ketiga, spesimen dapat diatur posisinya sesuai dengan posisi yang diinginkan. Setiap struktur anatomi diatur posisinya dengan bantuan kawat, jarum, klem, dan blok busa.



5. Curing (Hardening)
Tahap akhirnya, spesimen akan dikeraskan. Pengerasan spesimen bergantung pada polimer yang digunakan.  Udara, cahaya, atau panas dapat digunakan untuk mengeraskan spesimen. Pengawetan keseluruhan tubuh membutuhkan waktu kerja 1.500 jam dan biasanya membutuhkan waktu 1 tahun untuk selesai.

(Klik untuk lihat video proses plastination)


Untuk kepentingan pendidikan, jangan ditanya. Spesimen plastination menyediakan lebih dari cukup mengenai gambarkan anatomi manusia dan hewan.
Yuk, kita intip hasil-hasil karya Dr. Gunther von Hagens!









Sumber:
http://www.bodyworlds.com/en/plastination/method_plastination.html



























No comments:

Post a Comment