Monday, August 7, 2017

[My Wedding Story] Review Graha Marinir

Assalammu'alaikum..

Hai, para capeng..
Sebelumnya saya mohon maaf atas keterlambatannya mengupdate review acara pernikahan.
Hampir 1 tahun pasca pernikahan saya dan suami, kegiatan saya berubah 180 derajat! Jadi lebih sibuk, ditambah saat baru menjabat sebagai istri, alhamdulillah saya sudah mulai bekerja. 

Mari kita mulai review yang pertama, tentang Graha Marinir.

Untuk membaca bagaimana proses pertimbangan kami hingga akhirnya ketuk palu untuk akad dan resepsi di Graha Marinir, silakan klik di sini.

So far, Bapak Prayono orangnya ramah sekali. Intonasinya agak tegas. Maklum TNI. hehehe.

Ini reviewnya:

#1. Ruang Transit

Keluarga kami pun sepakat untuk menyewa juga ruang transit, yaitu ruangan yang letaknya di sebelah kiri gedung (kalau dilihat dari depan). Ruang transit ini semacam ruang singgah keluarga. Dan di sini lah nanti para keluarga akan dirias oleh tim rias sanggar Chikal Primarasa.

Sementara ruang rias yang di gedungnya dipakai khusus untuk ruang rias pengantin. Berhubung kak Nabilah maunya fokus pas ngerias dan touch up pengantin, dia minta ruangan khusus untuk pengantin. 

Ruang transitnya cukup luas, ada meja besaaaar sekali. Intinya cukup menampung sanak saudara dari keluarga kami. Di ruang transit ini lah, H-1 saat malam hari, kami menaruh suvenir dan seserahan terlebih dahulu. Supaya paginya sewaktu berangkat, tidak terlalu banyak barang bawaan. AC-nya juga cukup adem ya, jadi tidak kepanasaan waktu menunggu acara dimulai dari akad ke resepsi.

ini foto bagian depan ruang transit. 
Di bagian dekat pintu (pintunya ada di sebelah kirinya bapak berbaju kuning di foto), ada studio mini tempat pengantin dan keluarga pengantin berfoto ria. Studio mininya akan dibahas nanti saat review Chikal Primarasa.


#2. Ruang rias di dalam Gedung.

Sebenarnya, tanpa menyewa ruang transit ini pun, sudah ada ruang rias di dalam gedung Graha Marinirnya. Sayangnya agak sempit, dan AC-nya kurang terasa. Juga masih kotor. Sepertinya lupa dibersihkan. Ruang rias di dalam gedung ini, dipakai khusus untuk pengantin. Jadi setelah akad selesai, kedua pengantin langsung diboyong ke ruangan ini untuk di touch up dan ganti busana. Sekiranya sudah selesai touch up dan busananya selesai diganti, fotografer dan videografernya masuk ke ruangan untuk memotret sekaligus mengambil video ala-ala pengantin yang lagi make up. Saat rias akad, saya tidak dirias di sini, melainkan di hotel tempat saya dan kak Nabilah bermalam. 

Sayang beribuuuu sayang.. Ruangannya kan memang agak kotor ya. Tapi lebih parah lagi, cerminnya masih berdebu banget. Sayangnya foto dan video ala-ala make up pasti kan memakai cermin ini untuk berpose. Terus cerminnya debuan.. Hiks.. salah satu sahabat saya sudah mencoba membersihkan cermin dengan tisu kering, tapi tetap saja masih terlihat kotor. 

Daaaaan hasil fotonya pun kurang maksimal karena cerminnya berdebu, apalagi videonya..

Lihat debunyaa (panah warna merah). Photo by: Republik Gambar

Photo by: Republik Gambar

Photo by: Republik Gambar
Photo by: @makeupbynaba

Photo by: @makeupbynaba

Photo by: @makeupbynaba
Setelah selesai sesi pemotretan dan perekaman video, saya diarahkan menuju ke studio mini di ruang transit untuk sesi pemotretan selanjutnya.

Sempat riweh, karena barang-barang saya dan kak nabilah dari hotel itu kami drop ke ruang rias dan ternyata ruang riasnya tidak ada kuncinya. Jadi lah ada adegan cari-cari petugas Graha Marinir untuk meminta kunci supaya ruang rias bisa dikunci sementara kami pergi ke ruang transit. Akhirnya bagaimana, saya sudah agak lupa karena saya percayakan kunci-mengunci ruangan rias ini kepada sahabat saya.

#3. Bagian pelaminan

Nah, ini tempat saya dan suami duduk satu harian. Sejak awal, memang saya sudah khawatir kalau-kalau ruangannya akan gerah walaupun pakai AC. Karena model AC-nya adalah standing AC. Sirkulasi hawa dinginnya tidak akan merata seperti pakai AC yang nempel ke tembok. Kami tidak menyewa AC tambahan. Alasannya adalah jumlah tamu undangan kami masih di bawah batas daya tampung maksimum gedung yang merupakan 1000 orang. Tamu undangan kami hanya sekitar 350 undangan atau 700 orang, ditambah keluarga dan sanak saudara, sekitar 800 orang. 

Ada perasaan khawatir akan kegerahan dan sumpek. Mengingat saat survei ke sini, saya menghadiri acara pernikahan teman saya, dan itu jumlah tamunya agak banyak. Saat jam kritis, yaitu jam 12-12:30, adalah puncak kunjungan orang-orang, sehingga saat itu yang saya dapati adalah sensasi sesak dan gerah. Padahal ternyata teman saya itu sudah menyewa AC tambahan.

Saat acara resepsi di mulai, dan saya diantar menuju pelaminan, gedungnya masih terasa adem. Namun, makin lama makin gerah di pelaminan. Saya mulai kepanasan karena baju yang saya pakai sangat ketat (namanya juga kebaya penganten, masa kowor-kowor).

Bapak mertua saya sudah mencoba mengadu ke pihak gedung, untuk dicarikan solusinya. Kalaupun mesti nyewa AC tambahan untuk di pelaminan ya tidak apa, bisa dibayar belakangan, asal ini gerahnya hilang dulu. Namun, sampai acara selesai, solusi belum datang juga dan kami yang dipelaminan kegerahan sampai akhir acara.


#4. Bagian tamu

Kebayang saja, saya dan suami yang di pelaminan saja gerahnya luar biasa. Padahal isinya cuma 6 orang di pelaminan. Bagaimana di tempat para tamu undangan? Bakal mandi keringat mungkin yaaa..

Akhirnya setelah kembali masuk kerja dari cuti nikah, saya menyempatkan diri menanyakan kesan-kesan orang-orang kantor tentang acara resepsi saya kemarin. Terutama mengenai suhu di dalam gedung. Apakah gerah?

Ternyataaa, semua orang yang saya tanya menjawab "Adem kok.. Sejuuuk.."

Laaaahhh...??? 

Kurang puas, saya tanya lagi ke tetangga-tetangga yang hadir. Dan mereka pun menjawab "Sejuk.." 

Berarti, hanya bagian pelaminan saja yang panas. Tapi alhamdulillah sih kalau tamu-tamu pada tidak kegerahan yaa.. Cukup kami saja yang gerah.



Demikian review dari saya tentang Graha Marinir.

So, saran saya untuk para capeng yang akan menggelar resepsinya di Graha Marinir:
  1. Ingatkan kembali agar pihak gedung membersihkan ruang rias gedung, terutama cerminnya yaa..
  2. Minta tolong agar dipinjamkan kunci ruang rias.
  3. Sewa AC tambahan untuk di area pelaminan.

Okaaaay, semoga review saya membantu dan bisa memberi gambaran bagi para capeng yang sedang bersiap-siap menyambut hari besarnya.

Untuk melihat review pernikahan saya yang lain, silakan kunjungi My Wedding Story: Navigation Page.

Wassalammu'alaikum.












No comments:

Post a Comment