Tuesday, June 14, 2016

Pertemuan dengan Calon Mertua, Sudah Siapkah?

Halooo, halooo.. Jumpa lagi di blog ini dengan saya, Memi.

Saya ingin rehat dulu deh dari persiapan pernikahan yang bikin puyeng. 
Kali ini saya mau ajak para capeng throwback deh ke masa-masa dimana kita dan calon suami masing-masing mulai merencanakan pernikahan. Saya juga mengajak para bacapeng (bakal calon pengantin) untuk ikut mempersiapkan diri untuk bertemu dengan calon mertua.


(Sumber)
Bagi sebagian besar wanita, mertua (terutama ibu mertua) menjadi suatu momok yang mengerikan. Padahal, ketika kita dan pasangan memutuskan untuk menikah, atau menjalin hubungan, biasanya kita akan dikenalkan kepada orang tua pasangan. Pertemuan pertama kita dengan calon mertua itu sangat lah penting, karena saat itu lah calon mertua kita akan memberikan penilaian pertama pada kita dengan melihat langsung, bukan melalui cerita-cerita dari calon suami kita. Setelah itu, biasanya calon mertua akan berkomentar kepada calon suami kita (pas kitanya udah pulang ya), "Mama sih oke, nggak ada masalah sama dia." atau "Papa sih nurut kamu aja." Tentunya itu yang kita harapkan yaaa...

Berikut ada kiat-kiat sukses yang sudah saya siapkan menjelang pertemuan, dan saat pertemuan dengan calon mertua:

#1. Korek informasi dari calon suami tentang calon mertua
Ibarat sebelum berangkat berperang, kita harus mengetahui informasi mengenai medan perangnya, taktik musuh, jumlah musuh, letak pos penjaga, dan lain-lain. Demikian pula dengan calon mertua. Mintalah calon suami untuk bercerita tentang orang tuanya, mulai dari nama, pekerjaan, hobi, hal/sifat apa yang disukai dan yang tidak disukai, tipe menantu idaman, cerita keseharian, warna favorit, style, dan lainnya. Anggaplah diri kita akan melangsungkan sebuah ujian, segalanya perlu dipelajari.

#2. PDKT dengan calon adik/kakak ipar
Sebelum saya diperkenalkan ke calon mertua, terlebih dahulu saya "PDKT" dengan calon adik ipar. Ini salah satu bentuk strategi. Kalau kita berhasil menarik hati calon adik/kakak ipar kita, maka mereka akan menjadi pendukung kita selain calon suami. 

#3. Berpenampilan rapih dan berpakaian sopan
Informasi yang sudah kita dapat dari calon suami, bisa kita aplikasikan dalam memilih pakaian. Mintalah saran dari calon suami, karena calon suami lah yang lebih mengetahui selera orang tuanya. H-1 minggu sebelum pertemuan, saya sengaja menanyakan ke calon suami saya, baju apa yang kira-kira akan saya pakai ke rumahnya pekan depan. Ini saya percayakan kepada calon suami, karena dia yang lebih mengerti kesukaan calon mertuanya (selama pakaiannya tidak membuat saya merasa tidak nyaman). Dan calon suami saya menunjuk salah satu rok saya, yang hanya saya pakai saat acara-acara khusus seperti seminar dan sidang. Jadilah saya ke rumah calon suami menggunakan setelan baju sidang S1 saya. Formal amat yaaa.... 

#4. Sopan dan tersenyumlah!
Saat bertemu dengan calon mertua, kita harus senantiasa berperilaku sopan dan tetap tersenyum. Jangan menghindari kontak mata jika diajak bicara. Tataplah mata calon mertua dengan lembut ketika diajak bicara, ya bolehlah sesekali memalingkan pandangan. Dengan demikian, calon mertua pun merasa dihormati dan tidak diabaikan.

#5. Buat percakapan yang hangat
Ingat! Kita sudah mempelajari seluk beluk calon mertua kita ini. Bangunlah percakapan yang hangat. Kita jangan hanya diam dan menjawab saja pertanyaan calon mertua, layaknya orang sedang diinterogasi. Kita coba membangun percakapan mengenai hal-hal yang disukai calon mertua, misalnya "Bu, saya tadi lewat Lapangan Banteng, ternyata sedang ada pameran flora-fauna Bu sampai tanggal sekian-sekian." Kalau calon ibu mertua suka dengan tanaman. Dengan demikian calon mertua akan merasa nyaman berbicara dengan kita.

#6. Jawab pertanyaan dengan jujur
Silaturahim ke calon mertua tidak luput dari pertanyaan seputar keluarga kita. Bagaimanapun juga, calon mertua akan menilai background keluarga kita juga. Hindari menceritakan bagian hidup yang sedih. Kalaupun memang harus diceritakan, jangan terlalu memasang tampang bersedih karena akan membuat calon mertua tidak nyaman dan merasa bersalah telah menanyakan hal tersebut. Misalnya, "Ayah saya sudah meninggal, Bu.." 

#7. Jangan ragu untuk menawarkan bantuan
Meski status kita adalah tamu di rumah calon mertua, tetapi tidak ada salahnya jika kita menawarkan bantuan kita untuk ikut menyiapkan meja makan saat akan makan siang bersama. Tapi ingat, kita tawarkan bantuan terlebih dahulu, jangan langsung main ikut beres-beres. Nanti calon mertua jadi illfeel.

#8. Membawa buah tangan
Buah tangan apa yang dibawa juga kalau bisa disesuaikan dengan kesukaan calon mertua ataupun keluarga dari calon suami. Buah tangan hasil bikinan sendiri pasti menjadi nilai plus (kalau rasanya enak). Kalau kurang bisa membuat kue, lebih baik jangan ambil risiko, beli saja. Seorang teman menyarankan kepada saya untuk membawa buah tangan juga bagi asisten rumah tangga (ART) di rumah calon mertua. "Bukan apa-apa, kadang ART suka jadi kompor sih, Mem." kata teman saya. Jadilah waktu itu saya membawa buah tangan untuk ART juga. Bukan dengan niat jelek bahwa nanti akan dikompor-kompori kalau tidak diberikan, melainkan sebagai bentuk bahwa kita juga menganggap ART sebagai bagian dari keluarga calon suami.

#9. Jika ditanyakan seputar pernikahan, jawablah dengan mantap
Bagian tersulit yang saya rasakan ketika bertemu calon mertua adalah bagian ini. Inti dari pertemuan dengan calon mertua sih ini sebenarnya. Ketika saya ditanya apakah sudah benar-benar mantap untuk menikah dengan anaknya (calon suami saya) dan menerima kekurangan yang ada padanya. Termasuk gajinya yang mungkin masih pas-pasan. Sebenarnya tidak ada masalah dengan pertanyaan ini. Hati saya sudah mantap ingin dinikahi dengan calon suami saya. Yang sulit adalah bagaimana membuat calon mertua percaya bahwa memang saya benar-benar mantap, tanpa mengumbar janji-janji. Nah ini yang mungkin harus direnungkan. Dan jawaban dari pertanyaan ini akan dibuktikan dan dinilai kebenarannya oleh calon mertua mulai dari sejak kita menjawab pertanyaan ini hingga seterusnya.

#10. Berdoa sebelum dan sesudah pertemuan
Doa sebelum pertemuan, semoga dilancarkan. Doa setelah pertemuan, semoga direstui. 

Yah kira-kira itu saya sih kiat sukses saya untuk pertemuan dengan calon mertua. Masing-masing perempuan pasti punya pengalamannya masing-masing. Bisa sama, bisa berbeda.

Kalau pengalaman kamu gimana?











No comments:

Post a Comment